Industri Pulp dan Kertas (IPK) Indonesia telah memiliki asosiasi industri bernama Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) sejak tahun 70-an yaitu saat pemerintah Indonesia mulai menggiatkan swasembada produksi pulp dan kertas nasional melalui pendirian beberapa proyek IPK di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pendirian proyek IPK milik negara ini sebelumnya telah didahului oleh survai dan penelitian mulai tahun 1955 oleh para Peneliti Proyek Balai Rayon dan Selulosa, dan Proyek Pilot Rayon Bandung dengan supervisi oleh beberapa tenaga ahli dari Jerman. Proyek Balai Rayon dan Selulosa, dan Proyek Pilot Rayon kemudian diintegrasikan menjadi Lembaga Penelitian Selulosa (LPS) pada tanggal 14 Nopember 1968, dan kemudian berubah menjadi Balai Besar Selulosa tahun 1979 dan tahun 2002 menjadi Balai Besar Pulp dan Kertas. Inisiatif pendirian APKI bermula di Bandung oleh LPS dan Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan (Perdatam) yaitu Departemen Perindustrian sekarang dengan mengambil lokasi di LPS, Jalan Taman Sari Bandung.
Secara de facto tenaga profesi pulp dan kertas Indonesia telah ada sejak berdirinya IPK di Padalarang sejak tahun 1923 oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Pertumbuhan IPK yang relatif cepat terutama di tahun 80-an secara langsung juga meningkatkan jumlah tenaga profesi di bidang industri ini. Pada tahun 2008 diperkirakan jumlah tenaga kerja yang terserap oleh IPK lebih dari 130 ribu orang. Jumlah ini belum termasuk tenaga kerja profesi yang menyiapkan bahan baku di hutan tanaman industri.
Secara de jure, profesi pulp dan kertas Indonesia baru dipersatukan dalam satu organisasi profesi bernama Ikatan Profesi Pulp dan Kertas Indonesia disingkat IPPKINDO pada saat sarasehan sertifikasi profesi pulp dan kertas hari Jum’at tanggal 22 Agustus 2008. Sebelumnya para penggagas pendirian Ikatan Profesi pulp dan kertas telah melakukan sosialisasi rencana pendirian Ikatan Profesi kepada para pemangku kepentingan IPK baik pada event-event nasional penting yang dihadiri masyarakat IPK maupun sosialisasi langsung ke beberapa IPK yang semuanya mendapat respon sangat positif. Akhirnya, dengan arahan oleh Bp. Sumarna F. Abdurahman, Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang diundang untuk memberikan pencerahan pentingnya sertifikasi profesi, disaksikan oleh Ibu Wieke Pratiwi Kepala BBPK, Bp. M. Mansur Ketua APKI, dan Bp. Soeprapto Direktur ATPK serta para pemangku kepentingan IPK dari dan belasan IPK dan industri pendukung yang hadir sebagai pengguna profesi, dengan suara mayoritas mendeklarasikan berdirinya IPPKINDO di Bandung dari beberapa pilihan nama Asosiasi Profesi yang ditawarkan oleh para peserta sarasehan. Formatur kepengurusan IPPKINDO juga dipilih dari peserta sarasehan yaitu Bp. Surya Aristo mewakili grup APP, Bp. Imron Rosyadi mewakili grup APRIL, Bp. Yansri Mislejar Budi mewakili grup Pura Kertas, Bp. Syarif Hidayat mewakili PT. Kertas Padalarang, serta Bp. Wawan Kartiwa Haroen, Bp. Taufan Hidayat, Ibu Nina Elyani, Bp. Dwiyarso Joko Wibowo, dan Bp. Posma R. Panggabean mewakili BBPK.
Selanjutnya pada tanggal 12 Nopember 2008 dilaksanakan Kongres Nasional IPPKINDO pertama dengan agenda pemilihan kepengurusan, pengesahan AD/ART dan nama Organisasi. Kongres yang dihadiri semua perwakilan pemangku kepentingan berjalan demokratis menetapkan pilihan suara terbanyak Bp. Syarif Hidayat dan Bp. Wawan Kartiwa Haroen sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jendral, serta Ibu Wieke Pratiwi, Bp. M. Mansur, Bp. Gatot Ibnusantosa, dan Bp. Soeprapto sebagai Ketua dan Anggota Majelis Profesi. Pengesahan AD/ART juga disepakati oleh Kongres dengan beberapa usulan perbaikan atas draf dan logo yang diajukan. Berkenaan dengan nama asosiasi, atas usulan dari beberapa peserta Kongres agar dibicarakan kembali, akhirnya diputuskan menggunakan nama Ikatan Profesi Pulp dan Kertas Indonesia dengan singkatan INA-TAPPI yang mudah diingat dan sudah dikenal oleh masyarakat industri pulp dan kertas internasional. Keputusan ini berawal dari informasi dan komunikasi intensif melalui e-mail dengan TAPPI dan beberapa kerabat asosiasi (Sister Associations) TAPPI, yaitu : Japan-TAPPI, Korea-TAPPI, dan ChINA-TAPPI yang bersedia menyambut Indonesia sebagai kerabat asosiasi TAPPI.
Secara resmi penggunaan nama INA-TAPPI diberikan oleh TAPPI pada tanggal 9 Februari 2009 dalam suatu perjanjian ”License Agreement” yang ditandatangani oleh Presiden TAPPI Mr. Larry N. Montague dengan Ketua Umum Ikatan Profesi Pulp dan Kertas Indonesia Bp. Syarif Hidayat (Lampiran 1). Pengakuan sebagai kerabat Ikatan Profesi TAPPI juga diikuti oleh pemberian keanggotaan kehormatan (Honorary Member) TAPPI Nomor 1250594 kepada INA-TAPPI. Sebagai anggota kehormatan, INA-TAPPI mendapat akses untuk mencari dan mengunduh informasi yang tersedia dalam website TAPPI secara free of charge termasuk jurnal TAPPI terkini serta kemudahan lain bila hendak mengikuti seminar/ course dan lain-lain. Undangan untuk mengikuti Seminar Internasional 15th International Symposium on Wood, Fibre and Pulping Chemistry (ISWFPC) tahun 2009 di Oslo tanggal 17 Juni 2009 dari TAPPI untuk INA-TAPPI merupakan bukti kuat bahwa TAPPI menginginkan kerabat asosiasinya untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilaksanakan secara periodik setiap 2 (dua) tahun sekali. Untuk ISWFPC ke 17 tahun 2013 TAPPI menawarkan kepada INA-TAPPI untuk menjadi penyelenggara di Indonesia dengan mempresentasikan proposal menjadi penyelenggara pada Rapt TAPPI yang diselenggarakan bersamaan dengan penyelenggaran ISWFPC ke 15 di Oslo tanggal 17 Juni 2009.
Merespon undangan tersebut, INA-TAPPI segera mengadakan rapat Pengurus dengan Majelis Profesi INA-TAPPI pada hari Jum’at 22 Mei 2008 dengan keputusan mengirimkan minimal satu (1) orang utusan yang akan menghadiri ISWFPC ke 13 dan sekaligus mempresentasikan proposal Indonesia sebagai calon Tuan Rumah IWFPC ke 17 tahun 2009 serta mendorong IPK agar dapat berangkat (mandiri) sebagai delegasi dari INA TAPPI. INA-TAPPI tertantang untuk menggunakan peluang ini sebagai kesempatan mendeklarasikan visi misi IPK Indonesia dalam komunitas asosiasi profesi pulp dan kertas internasional sebagai industri yang akrab lingkungan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat dech,
BalasHapussemoga sukses .........